Selasa, 24 April 2012

ANDAI SAYA MENJADI BUPATI KOTIM


Pilih No.1 Zulkarnaen jadi Bupati Kotim, wah… tampaknya keren sekali kalau tulisan tersebut terpampang di banner atau baligo besar di sepanjang jalan yang ada di Kotim. Itu baru sebatas impian alias khayalan, he.. he…

Menjadi seorang Bupati tentunya tidak lah mudah akan banyak membutuhkan kerja keras dan kegiatan yang tidak sedikit selain kapabilitas serta leadership yang baik. Menjadi bupati Kotim merupakan sebuah tantangan besar karena masih banyak sekali bidang yang perlu dibenahi di Kabupaten Kotim tercinta kita ini diantaranya pendidikan, kesejahteraan rakyat,  fasilitas umum, kriminalitas, korupsi, banjir, kebersihan, listrik, air bersih dan lain sebagainya.


Kembali kepada khayalan saya tadi, jika terpilih menjadi bupati Kotim maka usaha kerja yang ingin saya lakukan adalah :
  1. Membenahi kesejahteraan rakyat khususnya di daerah pelosok.
  2. Membangun solusi pendidikan murah dengan kualitas yang bagus.
  3. Perbaikan serta pembangunan infrastruktur jalan secara menyeluruh.
  4. Membatasi pembangunan kawasan Industri yang hanya merusak lingkungan dengan limbahnya dan hanya membuat Sejahtera orang asing serta pendatang, sedangkan penduduk lokal tersisih bahkan tersingkirkan.
  5. Fokus pada pengembangan wirausaha mandiri untuk meminimalisir pengangguran.
  6. Perbaikan infrastruktur bangunan agar sesuai dengan standar sehingga bisa mengantisipasi kondisi banjir.
  7. Peningkatan serta pengembangan Potensi serta SDM Lokal.
Itu semua adalah beberapa Program utama yang akan saya canangkan jika menjadi Calon Bupati Kotim, he.. he…

Sebenarnya masih banyak sekali yang harus dibenahi di Kabupaten Kotim seperti yang saya terangkan di atas, dan saya yakin kita semua ingin melihat Kabupaten ini berkembang dan maju serta semua masyarakat merasa sejahtera, aman, tentram dan nyaman.

Banyak pihak yang ingin sekali terpilih menjadi Orang No.1 di Kotim ini, apapun syarat serta sebesar apapun modal yang harus dikeluarkan. Begitu banyak orang yang berlomba-lomba mencalonkan diri menjadi Bupati Kotim tetapi entah berapa orang yang benar-benar ikhlas untuk menjadi pemimpin Kotim dengan tanpa Pamrih atau harapan mendapatkan imbalan balik dalam bentuk materi nantinya.

Siapapun Bupati Kotim saat ini dan selanjutnya, yang terpenting dia selalu mengedepankan kesejahteraan rakyat, amanah dan beritikad baik serta antikorupsi dalam membangun serta memimpin Kabupaten Kotim tercinta kita ini…amin.

Pilih saya ya jadi Bupati Kotim, he.. he…

salam

Zulkarnaen

Selasa, 10 April 2012

RUWATAN dan LARUNG LAUT

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kali ini saya mencoba untuk memberikan penjelasan atau pendapat saya secara singkat mengenai upacara ruwatan dan larung laut dalam pandangan agama islam.

Setelah saya membaca beberapa ulasan mengenai upacara ruwatan dan larung laut di beberapa situs seperti :
- http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/ruwatan
- http://metafisis.wordpress.com/2010/02/05/hakikat-ruwatan/
- http://bninghati.blogspot.com/2012/01/larung-sesaji-pantai-laut-selatan.html

Saya berpendapat kedua upacara tersebut tidak masuk dalam konteks upacara keagamaan islam, karena sepengetahuan saya dari sejarah dan tujuannya membawa kepada kemusyrikan. Ruwatan adalah upacara pembersihan dari segala malapetaka atau tolak bala dari Dewa Batharakala sedangkan upacara larung laut adalah upacara bahwa kesialan harus dibuang ke laut dan meminta berkah kepada Nyai Roro Kidul.

 Ruwatan

Larung Laut

Kedua upacara di atas klo saya perhatikan adalah bentuk upacara minta pertolongan selain kepada Allah SWT, walaupun sebenarnya mereka memeluk agama islam. Dalam islam mengajarkan bahwa kita harus selalu bersyukur dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Oleh karena itu saya mengatakan kalau kedua upacara tersebut bertentangan dalam pandangan agama islam dan bisa dikatakan syirik. 

Sekian pendapat saya dengan tidak bermaksud sedikit pun untuk menghina atau melecehkan kebudayaan manapun karena tidak bisa kita pungkiri kalau upacara tersebut merupakan warisan nenek moyang kita dan salah satu kebudayaan Indonesia. Tetapi dalam Islam juga mengajarkan untuk saling mengingatkan kepada saudara-saudaranya.

Saya mohon maaf kalau di dalam tulisan ini ada beberapa kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Terima kasih....

وَعَلَيْكُمْا لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ