Selasa, 10 April 2012

RUWATAN dan LARUNG LAUT

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kali ini saya mencoba untuk memberikan penjelasan atau pendapat saya secara singkat mengenai upacara ruwatan dan larung laut dalam pandangan agama islam.

Setelah saya membaca beberapa ulasan mengenai upacara ruwatan dan larung laut di beberapa situs seperti :
- http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/ruwatan
- http://metafisis.wordpress.com/2010/02/05/hakikat-ruwatan/
- http://bninghati.blogspot.com/2012/01/larung-sesaji-pantai-laut-selatan.html

Saya berpendapat kedua upacara tersebut tidak masuk dalam konteks upacara keagamaan islam, karena sepengetahuan saya dari sejarah dan tujuannya membawa kepada kemusyrikan. Ruwatan adalah upacara pembersihan dari segala malapetaka atau tolak bala dari Dewa Batharakala sedangkan upacara larung laut adalah upacara bahwa kesialan harus dibuang ke laut dan meminta berkah kepada Nyai Roro Kidul.

 Ruwatan

Larung Laut

Kedua upacara di atas klo saya perhatikan adalah bentuk upacara minta pertolongan selain kepada Allah SWT, walaupun sebenarnya mereka memeluk agama islam. Dalam islam mengajarkan bahwa kita harus selalu bersyukur dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Oleh karena itu saya mengatakan kalau kedua upacara tersebut bertentangan dalam pandangan agama islam dan bisa dikatakan syirik. 

Sekian pendapat saya dengan tidak bermaksud sedikit pun untuk menghina atau melecehkan kebudayaan manapun karena tidak bisa kita pungkiri kalau upacara tersebut merupakan warisan nenek moyang kita dan salah satu kebudayaan Indonesia. Tetapi dalam Islam juga mengajarkan untuk saling mengingatkan kepada saudara-saudaranya.

Saya mohon maaf kalau di dalam tulisan ini ada beberapa kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Terima kasih....

وَعَلَيْكُمْا لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar